BANGKOK ON THE CHEAP
BANGKOK ON THE CHEAP
Seorang teman pernah berkomentar kepada saya, “Kamu mesti gajinya udah gede banget sampai bisa liburan ke luar negeri lama sekali”. Komentar ini diberikan sepulang saya berlibur bersama istri di Bangkok selama 8 hari saja.
Now, lepas dari serius atau bercanda atau menyindir atau ngeledek, taken at face value intinya adalah implikasi kalau bisa berlibur ke luar negeri mesti punya modal duit gede. Well, at least dalam kasus berlibur ke Thailand, this simply is not true.
Sayang sekali memang, bahkan mereka yang sudah sering ke Bangkok pun seringkali terpaku menggunakan jasa travel agencies dan tinggal di hotel-hotel berbintang simply karena tidak tahu alternatif lainnya.
To repudiate that remark about “gaji gede” (karena memang alangkah jauhnya itu dari kenyataan), dan untuk menjawab permintaan beberapa kawan yang – seperti saya – suka (atau baru ingin) traveling murah dan perlu saling bertukar info, here it is fellas, Bangkok On The Cheap (note: Tulisan ini ditujukan kepada target audience di atas.. So those of you who’ve been there, done that, bought the T-shirt, no need to smirk and remark, “Aahh..itu mah gue juga tahu…” This Note isn’t for you then).
FIRST OFF, GETTING THERE
Untuk yang ke Bangkok dengan biaya dinas, tentunya hal ini tidak masalah. Tinggal bilang ke travel agent langganan kantor ybs apakah mau naik Garuda atau Singapore Airlines atau Thai Air atau Malaysian Airlines, those flagship airlines. Mahal gak masalah karena dibayari kantor.
Untuk yang bepergian dengan biaya sendiri dan bukan orang sugih atau yang dari bapak atau embahnya sudah sugih, tidak ada pilihan lain, harus rajin browsing cari info tiket murah, di internet (travel websites ataupun airlines’ websites) ataupun di surat kabar.
Biasanya kalau bicara tiket murah, top of mind-nya adalah Air Asia. While it is true that Air Asia often offer very low-priced tickets, it is advisable to also browse other airlines’ ticket prices. It may be worth it. Saya pernah dapat tiket ke Bali dari Lion Air yang jauh lebih murah daripada tiket Air Asia.
Baiknya lakukan browsing ini sejak jauh jauh hari. Biasanya makin jauh jarak waktu dari kita book tiket sampai ke tanggal keberangkatan, makin rendah harga tiket yang bisa dapatkan.
Hal lain yang perlu diperhatikan kalau mau dapat tiket murah, carilah waktu penerbangan yang bukan ‘peak season’. Naturally, di peak seasons harga-harga tiket (dan penginapan) akan melambung. Peak season ini bisa berarti peak season di Indonesia (Ramadhan, Idul Fitri, akhir tahun, musim libur anak sekolah, or even simple weekends) ataupun peak season di negara tujuan (do your homework kalau mau irit! Pelajari dulu.).
Terakhir, walaupun tidak terlalu ada hubungannya dengan biaya, saya rekomendasikan untuk pergi ke Bangkok sekitar bulan Oktober – Januari, saat di Bangkok sedang ‘cool season’. The hot season sekitar Februari – Mei bikin cuaca di Bangkok sangat sumuk, lebih sumuk dari Jakarta. Kurang asyik buat jalan outdoor. Sedangkan wet season the rest of the year juga bisa jadi masalah saat kita sedang jalan outdoor, di pantai misalnya.
DI BANGKOK
Nah, assuming kalian sudah dapat tiket murah ke Bangkok, langkah pengiritan pertama sebenarnya sudah bisa dimulai sejak dari Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, dalam hal transportasi dari bandara ke kota/tempat menginap.
Biasanya selepas kita dari imigrasi bandara, setelah kita mengambil bagasi kita akan menjumpai banyak tawaran airport taxi, baik dari petugas-petugas resmi berseragam maupun dari papan-papan pengumuman. Taxi-taxi yang ditawarkan ini biasanya adalah ‘limousine taxis’ yang menggunakan mobil-mobil ‘mewah’. Now, while these limousine taxis are quite comfortable and reliable, I personally don’t think they deserve the 2000 Baht price tag (sekitar Rp 600ribu. Of course, kalau ke sini biaya dinas ya silakan saja pakai dan klaim ke kantor biayanya). Plus, manja kali pun…
Alternatif yang lebih murah dari limousine taxis ini adalah naik taxi-taxi biasa saja. Ignore tawaran-tawaran limousine taxis dan berjalanlah menuju taxi stands dan antri taxi biasa di situ. Dari bandara ke kota paling sekitar 600 Baht. Cocok banget kalau bepergian beberapa orang, jadi bisa share ongkosnya.
Kalau mau lebih ngirit lagi, carilah pool bis resmi bandara/Airport Express. Tarifnya ke kota tidak jauh-jauh dari 150 Baht (sekitar Rp 45ribu). Seperti juga bus Damri bandara di Jakarta, ada beberapa trayek bis bandara di Bangkok. Pilihlah bis yang ke arah tempat penginapan yang sudah di-booking. FYI, ‘backpacker center’ di Bangkok ada di area Khao San Road, Banglamphu. Ambil bus yang ke sana, kalau tidak salah nomornya AE1. Beli tiket di ticket booth, nanti akan diperiksa di atas bis.
Oya, satu lagi keuntungan naik bis bandara ini, di atas bis biasanya ada brosur-brosur penginapan murah. Di brosur itu terkadang dilampirkan voucher diskon di hotel tertentu. Terakhir ke sana, di atas bis sedang ada voucher diskon 10% di grup hotel Sawasdee (Hotel Sawasdee ini punya sekitar 4 hotel di area Khao San Road – Soi Rambutri sendiri. Recommended pick: Sawasdee House yang ada di jalan Soi Rambutri. Nice location dengan sidewalk terrace café yang sangat asyik untuk nongkrong well into the night).
the guesthouse is never close. It’s always far
sidewalk cafe Sawasdee guesthouse, Soi Rambutri
PLACES TO STAY – LOW LOW LOW END
Kalau membicarakan penginapan murah meriah di Bangkok, tidak bisa tidak kita akan menyebut Khao San Road (atau Thanon Khao San, Thanon = Road/Jalan in Thai) di bilangan Banglamphu. Khao San Road ini adalah secarik jalan yang kiri-kanannya dipenuhi backpacker hotels/hostels/motels/guesthouses. Soal harga, you can go from as low as 200 Baht (1 Baht sekitar Rp 300, jadi mulai sekarang itung sendiri ya..) for a basic room tanpa AC tanpa TV dan shared bathroom to around 500 Baht for a room with air conditioner with private hot-cold shower and no TV to around 1200 Baht for a hotel room with AC, hot-cold shower and TV (and sometimes these upper end hotels have swimming pools too).
My suggestion is to take the middle road: Kamar seharga 400 – 500 Baht semalam dengan AC, private shower and no TV. Why? You don’t need to pay hundreds of Baht extra for a TV that you will rarely watch (since you’ll most likely be out of your room to enjoy your holiday) or simply won’t understand anyway (jarang ada siaran bahasa Inggris, kebanyakan local news dan sinetron atau game show berbahasa Thai). Dan kenapa tidak ambil kamar yang harga paling murah? Simply soal shared bathroomnya aja yang buat gue bermasalah. See, males banget kalo mesti antri kamar mandi, apalagi pagi-pagi pas perut ini suka rese. Dan lebih males lagi kalau udah di kamar mandi ditungguin orang antri di luar, apalagi kalau sampai diketok, apalagi kalau kita lagi nongkrong sambil baca majalah di dalam . Alasan lainnya adalah Air Conditioning yang, untuk hawa Bangkok yang cenderung panas, untuk saya jadi esensial.
Nah, yang recommended hotel mana? No worries. Tinggal jalan dulu aja datengin satu-satu hotel/hostel/motel/guesthouse sepanjang Khao San Road ini (jangan lupa juga untuk cek Soi Rambutri, sebuah jalan yang parallel bersebelahan persis dengan Jalan Khao San ini yang juga dipenuhi penginapan backpackers dan other backpackers’ facilities, tapi lebih tenang, lebih leafy/berpohon dan tidak se-hectic Thanon Khao San) Jangan cepat-cepat menentukan pilihan. Jangan malu malu menanyakan tarif kamar dan minta lihat kondisi kamarnya sampai kamu temukan yang paling cocok untuk selera dan kantongmu.
Tip kecil dalam mencari kamar: Sempatkan juga untuk melihat-lihat guesthouses yang ada di gang-gang di belakang dan sekitar Thanon Khao San ini. Biasanya tempat yang ada di gang-gang itu (yang jaraknya paling Cuma satu menit jalan kaki dari Khao San’s main road) menawarkan kondisi kamar yang sama dengan harga yang lebih murah daripada hotel/hostel/guesthouses yang berada tepat di Thanon Khao San.
And to the snobs among you, yang mengernyitkan hidung begitu mendengar kata “penginapan murah”, jangan salah, tempat-tempat ini terjaga kebersihannya dan bukan tempat mesum. Khao San bukan kawasan lampu merah seperti Patpong, Nana Entertainment Center atau Soi Cowboy. With all its merriment and excitement and liveliness, it is still perfectly okay for a family to bring their kids here.
Please note that it is recommended to book ahead to ensure you have a room ready at least for the first one or two nights that you are in Bangkok. Most hostels/guesthouses prefer internet booking, so check out their websites (look ‘em up in your Lonely Planet guidebook)
To me, Khao San (and Soi Rambutri, for that matter) is not just a place to stay. Daerah ini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas turis yang membuat saya bisa merasa betah 2 hari nangkring di area ini saja tanpa beranjak ke mana-mana. Selain penginapan murah, Khao San dan Soi Rambutri ini penuh dengan sidewalk cafes, restoran, money changers, the ever present Seven Elevens, pedagang kaki lima yang menjual berbagai pernak-pernik turis, makeshift bars/bar ‘kagetan’ (yang cuma dengan bermodal meja, beberapa kursi plastic yang digelar di trotoar, dan tentunya berbotol-botol booze dan voila! You got yourself a bar!), clubs, travel agents, secondhand bookshops, dan tentunya great street food scene.
Check out the photos below:
bar kagetan pinggir jalan Khao San. Cuma modal meja, kursi plastik, minuman, gelar pinggir jalan, jadilah bar…
Salon pinggir jalan yang benar benar pinggir jalan karena di atas trotoar. Tapi dibackingi oleh perusahaan besar (either obat rambut atau salon chain besar)
Bapak yang berdandan a la Rama Aipama ini kerjaanya tiap malam nyetir becaknya yang ditempeli macam macam baliho up and down Khao San – Soi Rambutri sebagai billboard berjalan mengiklankan dari minuman sampai event di club2 yang ada di Khao San itu
Mau rambut dikriwil kayak di Kuta? Bisa juga di Thanon Khao San ini
Sidewalk cafe…Thanon Khao San
Even Captain Jack Sparrow could not resist dasaran jualan hasil bajakannya di trotoar Thanon Khao San
Khao San Road ini makin lama makin meriah suasananya. Lepas jam 9 atau jam 10 malam justru makin ‘hidup’, with the bars and sidewalk cafes blasting music both from live bands (acoustic or electric) or prerecorded music. It’s so much fun, well into dawn
I said everything, didn’t I?
Street food action around Khao San – Soi Rambutri is superb! Murah dan uenak. Seafood mantap!! Kari wuenak! Icy cold beer a bliss
Sayang belum sempat ngicipin taste-nya Ice Cream Turkey itu kayak apa
EATING
Aaahh…makan… A means to survival? Well yes, and so much more. Eating to me is a celebration, where every meal is (or should be) a feast onto itself. And in Bangkok, such celebration, such feast, need not cause you to pay through the nose because there are simply so many cheap places to eat in Bangkok. Just stick to street food action and you can eat well – very well, in fact – for around 30 Baht sekali makan. Gak jauh beda (bahkan lebih murah) dari di Jakarta kan? Harga segitu bisa untuk menu yang bervariasi mulai dari Phad Thai (mie goring), tom yam, berbagai barbecue-an, berbagai gorengan, berbagai kari, dan – a must try – nasi campur Thailand. You can eat well tanpa sekali pun masuk ke sebuah ‘proper’ restaurant.
I have no special recommendation soal street food action ini. Just give it a go and you will be delighted by the value for money you will get and the merriment the food will bring into your mouth. Oh well, kalaupun ada rekomendasi, pergilah ke street food yang ada di pasar-pasar tradisional, yang banyak dikunjungi orang local. Di situ taste-nya umumnya lebih original Thai – spicy, very spicy – dibanding foodstalls yang ada di daerah turis yang mungkin more or less sudah disesuaikan dengan lidah bule.
Untuk yang suka lihat foto-foto street food action, bisa cek albumku di FB ini yang judulnya BANGKOK STREET FOOD GALORE. Banyak di situ to whet your appetite. Kalau ditaruh di sini terlalu penuh jadinya.
TRANSPORTASI DI BANGKOK
Simple rule: Sepanjang hari, hindari naik taksi atau bis atau tuk tuk ke pusat keramaian karena kemungkinannya besar banget kamu akan get stuck di tengah kemacetan yang gak kalah sinting dengan di Jakarta dan menyianyiakan berjam-jam waktu yang berharga di jalan.
Good thing that Bangkok has other developed modes of transportation. Gunakan subways, skytrains, the Chao Phraya Express Boat, dan small canal boats to go places. Very cheap and quite reliable and those save you from maddening traffic.
Tinggal di Thanon Khao San atau Soi Rambutri selain murah juga cukup praktis karena dekat dengan beberapa sarana transportasi alternatif.
Chao Phraya Express Boat
Untuk naik perahu menyusuri sungai Chao Phraya yang membelah kota Bangkok ini – misalnya mau ke kuil Wat Arun, Wat Pho, Grand Palace, Chinatown, atau sekedar mau menyusuri sungai saja dari ujung ke ujung, dari Khao San jalan kakilah ke pelabuhan Phra Athit sekitar 20 menit kurang. Menyusuri Chao Phraya dari Phra Athit sampai pelabuhan Tha Thien paling-paling menghabiskan biaya sekitar 20 Baht dan sekitar15 menit.
Phra Athit, Pelabuhan kapal ferry Chao Phraya dekat Khao San
Chao Phraya Express Boat
Chao Phraya Express Boat
Boats along the Chao Phraya river
Canal Boats
Kanal kanal atau sungai-sungai kecil (in Thai = Khlong) ‘membelahi’ kota Bangkok seperti pembuluh darah dalam tubuh. Sungai-sungai kecil ini digunakan oleh penduduk Bangkok sebagai sarana transportasi instead of sebagai penghalang ke tujuan. Transportasi di kanal – kanal ini menggunakan perahu-perahu kecil yang berfungsi layaknya angkot di Jakarta.
Beruntung ada satu ‘terminal’ khlong boat ini di dekat Khao San, yaitu ‘terminal’ Khlong Saen Saep. Dari Khao San bisa jalan kaki, tapi agak jauh memang. Kalau untuk pertama kali mungkin lebih baik pakai tuk tuk dulu (dari Khao San ke terminal ini tidak macet koq) ke sana biar nggak kesasar. Bayar paling-paling 40 Baht. Dari terminal Khlong Saen Saep ini naik khlong boat bisa misalnya ke MBK (yang seterusnya bisa nyambung jalan kaki ke pusat perbelanjaan lain seperti Siam Square atau Paragon). Minta saja untuk turun di terminal Tha Hua Chang, biayanya Cuma sekitar 8 Baht. Atau kalau mau ke Pratunam biayanya 10 Baht.
Enaknya naik khlong boat ini selain cepat adalah kita bisa lihat kehidupan sehari hari penduduk Bangkok baik yang komutan naik perahu ini maupun mereka yang tinggal di pnggir sungai sungai kecil ini.
“Terminal” perahu kanal/khlong boat Khlong Saen Saep dekat Khao San.
Naik khlong boat ini menyusuri kanal-kanal kota Bangkok sambil nginjeni kehidupan Bangkokian pinggir sungai
Still Khlong Saen Saep. Mau naik khlong boat ke pelabuhan Tha Hua Chang, lanjut jalan kaki ke MBK – Siam Station. Dari station itu bisa lanjut ke mana aja
Tuk Tuk
Well, gunakan tuk tuk hanya untuk bepergian jarak dekat saja dan di daerah daerah yang tidak ada macet. Plain and simple. Dan jangan lupa kudu nawar yang kenceng.
Tuk Tuk. Well..bajaj..
Kereta Api – Skytrains and Subways (Metro, kalau orang Thai nyebutnya)
Salah satu hal pertama yang perlu kamu lakukan begitu tiba di bandara Suvarnabhumi adalah ambil salah satu peta jalur kereta api dalam kota Bangkok di salah satu tourist information booths atau airport bus ticket booths. Pelajari route-routenya and realize that those routes can be very helpful for you to go places in a fast and convenient way. Tarifnya pun murah, ke mana mana antara 15 Baht sampai 40 Baht. Ya gak jauh jauhlah harganya dengan tarif KRL Express AC di Jakarta.
Kalau di atas kita sempat sebut-sebut terminal khlong boat Tha Hua Chang, terminal Tha Hua Chang itu letaknya dekat sekali dengan National Stadium skytrain station. Pelajari peta jalur kereta yang kamu punya dan kamu akan lihat bahwa dari situ kamu bisa mencapai ke mana-mana, seperti the famous Chaktuchak weekend market, Suan Lum night bazaar, Hualamphong main station, Sukhumvit, atau Lumpini park. Sekali lagi, pelajari petamu!
Inside Bangkok’s sky trainStill on the sky train, but the subway/metro interior actually looks pretty much like this too
Ditulis oleh:
Immanuel Sembiring
Salah satu member group FB Liburan Murah yang sudah melanglang buana dalam & luar negeri 🙂
May 26, 2012 @ 3:25 pm
sekedar info .. dr bandara k kota sekarang ada ARL..ada yg express dan city line.Express berhenti d makassan saja. City line , banyak pemberhentian tujuan terakhirnya phaya thai 45thb/org. .Dari arl phaya thai langsung sambung BTS phaya thai…
Ada penginapan murah dan bersih d Soi Rambutri, sebuah jalan yang bersebelahan dengan Jalan Khao San namanya Lamphu house.
May 27, 2012 @ 2:29 am
Iya…sayang sekarang bis yg langsung dari bandara ke Khao San sudah dihapus. Jadi skrg mesti naik kereta dulu, trus nyambung ke main station Hualamphong, trs baru nyambung ke Khao San naik tuk tuk or taksi
June 7, 2012 @ 5:22 am
jadi, kira2 total biaya untu akomodasi berapa ya kalo boleh tahu? hehe. makasih.
August 26, 2012 @ 10:53 pm
Bang, thank you sangat nih blognya…Kebetulan awal tahun depan ada rencana backpakeran sama temen tapi masih buta banget…Blog ini bener2 memberikan pencerahan…Sori sebelumnya, boleh minta pin BB, YM, FB, or twitter? Maksudnya biar bisa bertanya lebih detail…Mauliate…
August 27, 2012 @ 2:29 am
Halo2, senang bisa membantu Dharu Kusuma, hehe.. Posting ini dr mas Immanuel Sembiring, kalo mau tanya2, bisa melalui twitter & facebook kita:
* Twitter http://twitter.com/Liburan_Murah
* Facebook Page: http://facebook.com/liburanmurah.info
* Facebook Group: http://facebook.com/groups/liburanmurah